src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZrZm1i2FH1b1iMxIcMqilVU3UrdEp0O8khyphenhyphen2ZsmrNjXMVrfAfra7ft83oWatBn8vjdW1fYmwOAzqMk8UTmopu95Ofr_79ugtjvWTVMtLllRsrbIKOFIDt9floXCDRPN0PZjzBdOFu1l0_/s320/DSC06267.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5529330200630464514" />
src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vOo8TxP17yT17kPLO7WYQTPP4CRhlIJenLsrko3BndS1XqT2O6GxZUE09m78ntcERuaktUflczUTaioleEfFOIQZryQDQAVrAIcNJO55qbtYNxRmY5Ojkvgeo03cmikajZOLSbKjvfxD/s320/DSC06296.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5529330197991272114" />
Jum’at, 15 Oktober 2010
Badara Seri Begawan Brunei Darussalam, perjalanan sekitar 3 jam dari Juanda. Bandara Internasional yang cukup sepi. Aku harus mengisi dokumen imigrasi walau hanya transit, karena dapat fasilitas hotel selama transit 10 jam. Aku menginal di Grand City Hotel Brunei kota Gadong setelah dijemut Bus dengan sopir orang Sidoarjo. Dia bercerita Brunei Negara aman, orang miskin punya 2 mobil. Sekolah gratis hingga perguruan tinggi. Anak pinter dapat uang saku hingga 4000 dollar brunei. Fasilitas kesehatan gratis seluruhnya. Itu semua hanya diperuntukkan warga Brunei. Orang luar bisa jadi warga Brunei hanya dengan cara kawin dengan orang Brunei.
Aku beli uang 25 dollar brunei dengan 200.000 rupiah, untuk makan dan sedikit beli oleh-oleh jilbab dan pemotong kuku. Makanan bebek goreng yang aku bawa dari rumah ternayata masih bisa dimakan di hotel. Jam 17.00 sore aku check out dari hotel menuju ke bandara dijemput bis yang disopiri oleh orang Madiun untuk melanjutkan perjalanan ke Australia dengan Royal Brunei. Pesawat take of jam 21.00 menuju Brisbane Australia.
Sabtu, 16 Oktober 2010 Hari pertama
Mendarat di Brisbane Airport jam 5.15 setelah terbang 6 jam dari Bandar Seri Begawan Brunei.
Check in imigrasi dilakukan dengan memeriksa passport dan kartu kedatarngan di Australia yang tekah saya isi. Mereka ragu dengan isi koporku setelah dengan X-Ray melihat ada makanan. Kopor aku buka kemudian mereka menemukan kedele goreng dan mie gelas. Kedele goreng dicek dengan menekannya dan mie gelas dengan memaca label yang ada. Kedua jenis makanan tersebut lolos dan bisa aku bawa keluar bandara.
Saya mengusulkan ke B Hera untuk membeli SIM Card di bandara sehingga kita bisa segera saling komunikasi. Bu Hera setuju kemudian membeli seharga 39,95 dollar. Utusan dari UQ sudah menunggu, dengan bis kami dibawa ke UQ dipertemukan dengan Homestay famely di jalan. Masa-masa penuh tantangan mulai aku hadapi. Satu persatu kami dibawa keluarga ke Homestay. Kami saling berbjauhan dan tidak tahu mereka dimana.
Aku dijemput Mr Shahab FERDOSIAN ke rumahnya. Sekitar pukul 9 aku sampai ke rumah dan langsung ditunjukkan kamar tidur, kamar mandi, washtavel dan beserta caranya. Ada 3 jenis air di kran. Air drinkable dan rain water.
Mandi dan sholat subuh segera aku lakukan. Aku istirahat tidur setelah makan roti yang tersedia dan minum susu buatanku sendiri.
Sore aku jalan kaki tidak jauh mencari supermarket membeli go card, tapi tidak aku dapatkan. Aku kembali ke rumah menanyakan tempat aku dapat membeli go card. Aku segera pergi berjalan sekitar 15 menit menju toko 7eleven. Go Card aku dapatkan dengan membeli 5 dollar perdananya, aku isi 10 dollar.
Minggu, 17 Oktober 2010 Hari kedua
Aku bangun kesiangan sekitar jam 5.15. Semalam tidurku enak mulai jam 21.30 tanpa kedinginan.
Sekita jam 7 aku diajak breakfast tapi aku tdk mau, aku pilih membawanya ke ruangku karena pagi tadi aku menghabiskan opor kacang merah buatan Mr Sam (Shahab). Sambil nunggu dibuatkan breakfast aku tanya tentang transportasi ke Universitas. Ternyata ke UQ harus pake bis dua kali. Dari Graceville Avenue 194 tempatku harus naik bus 105 ke Indooropolly dulu ganti bus ke UQ. Aku diberi informasi jadwal bus 105 hari minggu ini jam 10.04 dan 12.04. Setelah sarapan roti bakar dengan kuning telor setengah matang buatan Ms Zeeba, jam 10.04 keluar untuk melihat bis 105 yang rencananya saya gunakan ke indooropolly jam 12.04 nanti, lebih dari 30 menit sambil kedinginan 100C tidak ada bis yang lewat. Mungkin karena hari minggu.
Informasi tentang stasiun kereta indooropolly coba aku cari. Jalan kaki menuju ke stasiun selama 30 menit hingga Gracville Memorial Park. Kepalaku terasa panas dan sedikit pusing terkena terik matahari sehingga aku kembali. Aku memperoleh pelajaran jalkur alternatif yaitu jurusan Okley tutrun di halte Graceville/Okley 48 kemudian jalan kaki menuju rumah selama 15 menit.
Jam 11.40 aku dapat SMS dari B Eny mengabarkan kalo dia sekarang di Indooropolly bersama teman-teman. Mereka merencanakan ke UQ..
Pak Heru meneleponku jam 12.57 bahwa dia dengan teman-teman sudah di UQ dengan bus 428 jalur C dari Indooropolly turun di Bus Shalter UQ, kemudian jalan kaki ke ITCE UQ.
Jam 14.00 aku diajak Mr Sam pergi ke Multicutural Festival yang diselnggarakan oleh Departemen Communities Quensland Government bertempat di Roma Street Parkland. Berbagai tarian, makanan dan cindera mata dari berbagai bangsa yang hidup di Australia ditampilkan. Indonesia, turki, india, japan, mexico, nolivia, china, iran, sikh, dll. Saya diajak makan kue india yang pedas, roti turki yang a lot. Tapi aku senang bias merasakan makanan itu.
Saya mendapat pengalaman cara naik kereta, mengecek dan merecharg go card. Saya juga menjadi tahu stasiun gracville yang pagi tadi aku cari tidak ketemu, ternyata aku jalan terlalu jauh. Cara alternatif pulang pergi ke kampus dengan jalan kaki ke stasiun gracville turun di stasiun indooropilly dilanjutkan jalan kaki ke terminas bus indooropilly.
memang pak, ini rejeki dari Allah yang sangat indah
BalasHapus